sensor sensor pada mesin diesel common rail
CommonRail Tekanan Sensor 31-98119790-0 8981197900 4hk1 6hk1 Pemakaian Sensor Mesin Diesel , Find Complete Details about Common Rail Tekanan Sensor 499000-6131-98119790-0 8981197900 4hk1 6hk1 Pemakaian Sensor Mesin Diesel,Pemakaian Rail Tekanan Sensor Mesin Diesel,Pemakaian Rail Tekanan Sensor,499000-6131 from Construction
DieselEFI tipe common-rail 1. Diesel EFI tipe konvensional Sistem ini menggunakan sensor-sensor untuk mende-teksi pembukaan akselerator dan putaran mesin, dan ECU untuk menentukan volume dan waktu injeksi bahan bakar. Mekanisme pengaturan yang digunakan untuk me-mompa, distribusi, dan proses injeksi didasarkan pada sistem diesel tipe mekanikal.
Nah pada artikel berikut ini, ombro akan membuatkan informasi perihal komponen-komponen supply pump pada mesin diesel common rail khususnya untuk tipe HP3. Simak informasi perihal komponen supply pump dibawah ini. 1. Feed Pump Komponen supply pump tipe HP3 yang pertama yaitu Feed Pump. Feed pump berfungsi untuk memompa materi bakar dari fuel
CaraKerja Sensor As Kruk Suzuki. Cara kerja One Easy Button (Suzuki Easy Start). Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang
Penyebabmesin diesel common rail susah hidup salah satu nya adalah Bahan bakar kotor, filter solar tersumbat kotoran, Jika terjadi masalah pada salah satu sensor tentu akan berdampak negative pada mesin menjadi susah hidup. 9.
Er Sucht Sie Wo Bist Du. Fuel rail pressure sensor merupakan salah satu komponen mesin yang umumnya bisa kita temukan pada mesin-mesin diesel common rail. Sesuai namanya, fuel rail pressure sensor adalah sensor tekanan bahan bakar yang dipasang tepat dibagian fuel rail. Fuel rail sendiri merupakan tabung tempat bahan bakar solar dikumpulkan untuk kemudian dinaikkan tekanannya hingga kisaran tertentu beberapa mesin diesel common rail bisa mencapai tekanan sekitar 200 Mpa. Dengan begitu, injektor bisa menyemprotkan bahan bakar dalam bentuk kabut yang sempurna. Fuel rail terletak diantara supply pump dan injektor. Fuel rail dihubungkan dengan pipa-pipa bahan bakar baik ke injektor ataupun dari supply pump. Pada fuel rail inilah fuel rail pressure sensor di pasangkan. Artikel berikut akan menjelaskan secara lengkap tentang fungsi fuel rail pressure sensor, cara kerja, lokasi pemasangan, hingga daftar DTC yang muncul jika sensor ini rusak atau bermasalah. Simak info lengkapnya dibawah ini. Fungsi fuel rail pressure sensor Fungsi fuel rail pressure sensor adalah untuk mendeteksi tekanan bahan bakar fuel pressure yang terjadi di dalam pipa fuel rail dan mengirimkan datanya ke Engine Control Unit ECU dalam bentuk tegangan listrik. Data berupa tegangan listrik yang keluar dari fuel rail pressure sensor ini berubah-ubah sesuai dengan perubahan tekanan bahan bakar didalam pipa fuel rail. Perubahan nilai tegangan yang keluar dari fuel rail pressure sensor dikalkulasi oleh ECU sebagai data perubahan tekanan bahan bakar common rail. Data tekanan bahan bakar yang terjadi secara aktual di dalam pipa common rail kemudian digunakan oleh ECU untuk menentukan kuantitas jumlah bahan bakar yang di injeksikan ke dalam ruang bakar sekaligus mengatur kerja aktuator pada sistem common rail, seperti misalnya SCV, EGR valve, dan injektor. Lokasi fuel rail pressure sensor Lokasi fuel rail pressure sensor berada dibagian belakang fuel rail. Sedangkan bagian depan fuel rail terdapat fuel pressure limiter fuel pressure regulator yang berfungsi untuk membatasi jumlah tekanan bahan bakar yang ada di dalam fuel rail ini. Perhatikan lokasi fuel rail pressure sensor yang ada di fuel rail seperti pada gambar dibawah ini. Kalau anda kebingungan mencari lokasi fuel rail pressure sensor, coba anda perhatikan pada pipa-pipa yang terhubung dengan injektor. Seluruh pipa injektor tersebut semuanya pasti terhubung dengan fuel rail. Saat anda sudah menemukan tabung fuel rail, maka lihatlah di kedua ujung fuel rail ini. Disitu akan terdapat fuel rail pressure sensor dan fuel pressure limiter. Ini contoh lokasi fuel rail yang ada di mesin Mitsubishi seri 4D56 untuk Pajero sport atau Triton Setiap model mesin memiliki lokasi fuel rail pressure sensor yang berbeda-beda, namun secara umum posisi fuel rail pressure sensor ini tetap menempel pada pipa fuel rail yang terhubung dengan seluruh pipa injektor. Cara kerja fuel rail pressure sensor Cara kerja fuel rail pressure sensor secara sederhana adalah mengubah tekanan bahan bakar menjadi nilai tegangan listrik. Saat tekanan bahan bakar tinggi maka tegangan output yang keluar dari sensor juga akan semakin besar. Begitu pula sebaliknya, jika tekanan bahan bakar dalam fuel rail rendah, maka tegangan output akan kecil. Fuel rail pressure sensor menggunakan komponen elektronika berupa sensor tipe resistif piezo Piezo Crystal Sensor. Sensor ini memantau tekanan bahan bakar berdasarkan perubahan tegangan yang terjadi pada tegangan sumber berasal dari ECU. Perhatikan grafik perbandingan antara tekanan bahan bakar Mpa dengan tegangan ouput Vout dibawah ini Berdasarkan wiring diagram dan bentuk sensornya, fuel rail pressure sensor memiliki 3 pin pada socketnya yaitu Pin merupakan pin tegangan sumber dari ECU umumnya sebesar 5 volt. Pin merupakan pin output sensor yang digunakan sebagai input data bagi ECU tegangan berubah-ubah sesuai tekanan bahan bakar. Pin merupakan pin yang terhubung dengan ground massa di ECU Berikut cara kerja fuel rail pressure sensor ECU memberikan tegangan sebesar 5 Volt yang stabil ke kabel sinyal sensor menuju pin Tegangan 5 volt secara konstan mengalir menuju ground sensor GND - pin yang dikombinasikan dengan pin dengan nilai dibawah 0,2 Volt pin 3 dan pin 2 sama - sama terhubung ke piezo crystal sensor. Perubahan tekanan bahan bakar membuat nilai tahanan pada sensor ikut berubah. Kondisi ini juga turut mengubah nilai tegangan output yang dihasilkan oleh sensor di pin Rentang perubahan tegangan output yang keluar berkisar diantara 0 - 5 volt, tergantung dari kondisi mesin dan tekanan bahan bakar yang ada dalam fuel rail. Gejala kerusakan fuel rail pressure sensor Fuel rail pressure sensor memegang peranan penting untuk mendeteksi nilai tekanan bahan bakar secara aktual di dalam fuel rail. Apabila fuel rail pressure sensor mengalami masalah, maka secara langsung akan memberikan efek saat mesin bekerja. Berikut beberapa gejala kerusakan fuel rail pressure sensor yang Ombro ketahui. Lampu peringatan Check engine lamp menyala Mesin menjadi sulit dihidupkan Akselerasi buruk, mesin menjadi low power, dan putaran mesin yang tertahan di rpm tertentu Mesin mati secara tiba-tiba Efisiensi bahan bakar yang buruk. Baca juga Mengenal Common Rail System Mesin Diesel Penyebab Mesin Diesel Common Rail Susah Hidup 10 Penyebab Knalpot Keluar Asap Hitam Di Mobil Pajero Sport Diesel Kode DTC untuk kerusakan fuel rail pressure sensor Berikut beberapa kode DTC untuk kerusakan fuel rail pressure sensor yang Ombro ketahui pada mesin 4D56 pajero sport atau triton P0191 Rail pressure sensor range/performance problem - Terjadi perbedaan antara rail pressure objektif dan aktual yang melebihi 15Mpa selama 0,5 detik. Sensor memiliki variasi tegangan output 0,01V atau kurang. P0192 Rail pressure sensor low input - Terjadi karena tegangan output rail pressure sensor hanya sebesar 0,70 volt atau kurang. P0193 Rail pressure sensor high input - Terjadi karena tegangan output rail pressure sensor lebih dari 4,85 volt. Cara tes fuel rail pressure sensor dengan multimeter Dibawah ini adalah langkah-langkah yang Ombro ketahui untuk melakukan tes fuel rail pressure sensor dengan multimeter, yaitu dengan melakukan pengukuran tegangan output dari fuel rail pressure sensor. Berikut cara tes rail pressure sensor dengan multimeter. Siapkan multimeter digital dan lakukan zero kalibrasi Hidupkan mesin dan biarkan hingga posisi rpm idling setelah warming up Hubungkan kabel positif multimeter dengan kabel pin no. 2 yang masih menempel di fuel rail pressure sensor Hubungkan kabel negatif multimeter dengan ground Hasil "OK" jika nilai tegangan output sebesar 1,5 - 1,75 volt
Assalamu’alaikum sahabat otomotif indonesia, kali ini kita akan belajar tentang salah satu teknologi mesin diesel modern atau yang biasa disebut dengan teknologi common rail. Pengertian Teknologi Common RailKelebihan dan Kekurangan Mesin Diesel Common RailPrinsip Kerja Sederhana Mesin Diesel Common RailKomponen Sistem bahan bakar diesel common railKomponen Bagian Sistem Bahan BakarKomponen Sistem Kontrol Elektronik Pengertian Teknologi Common Rail Singkatnya, Teknologi Common rail adalah teknologi pada mesin diesel dimana kerja dari injector bahan bakar diatur secara elektronik, namun untuk mempelajarinya lebih jauh mari kita bahas lagi Jika pada mesin berbahan bakar bensin ada istilah karburator dan injeksi / EFI Electronic Control Injection , maka pada sistem bahan bakar mesin diesel ada istilah diesel konvensional dan common rail, contoh dari mesin diesel konvensional adalah mesin diesel pada traktor sawah, mesin diesel industri atau mesin diesel pada kendaraan diesel generasi lama seperti bus lama atau truck lama Mesin Traktor Mitsubishi l300 Sedangkan untuk kendaraan yang menggunakan mesin diesel common rail contohnya adalah kendaraan diesel generasi baru, contoh yang mudah dijumpai di sekitar kita adalah mitsubishi triton, pajero sport dll Mitsubishi Triton Mitsubishi Pajero Sport Sebagai bahan wawasan saja, ada beberapa pabrikan yang mengeluarkan merk mobil dengan 2 varian jenis mesin, contoh saja toyota innova dan suzuki ertiga, 2 merk mobil tersebut ada yang bermesin besin dan ada juga yang bermesin diesel, tentu mesin diesel yang digunakan adalah mesin diesel yang common rail, bukan yang konvensional Kelebihan dan Kekurangan Mesin Diesel Common Rail Adapun kelebihan mesin diesel dengan teknologi common rail antara lain Konsumsi bahan bakar yang lebih irit karena penentuan jumlah injeksi bahan bakar dikontrol secara elektronik oleh ECU Computer Suara mesin lebih halus karena penentuan timing injeksi juga dikontrol secara elektronik / komputerisasi Lebih ramah lingkuangan karena campuran bahan bakar yang tepat, sehingga bahan bakar yang tidak terbakar dapat diminimalisir Lebih bertenaga karena campuran bahan bakar dan udara tepat Akselerasi lebih responsif karena pengaturan bahan bakar juga dikontrol secara elektronik / komputerisasi Sedangkan Kekurangan mesin diesel dengan teknologi common rail antara lain Biaya perbaikan yang lebih mahal Biaya pembuatan lebih mahal yang mengakibatkan kendaraan dengan mesin diesel common rail mempunyai harga jual lebih mahal Jika terjadi kerusakan perlu ilmu yang memadahi untuk memperbaiki tidak semua bengkel diesel dapat memperbaiki mesin diesel dengan teknologi common rail Prinsip Kerja Sederhana Mesin Diesel Common Rail Pada mesin diesel konvensional bahan bakar akan keluar dari injektor dan masuk ke ruang bakar ketika injektor membuka, injektor membuka karena ada tekanan dari pompa bahan bakar dan menutup jika tidak ada tekanan Nah, pada mesin diesel common rail, pompa bahan bakar akan menekan bahan bakar secara terus menerus selama mesin hidup, Injector / nozzle akan membuka ketika injector mendapat sinyal berupa arus listrik dari ECU / Otak dari sistim common rail. Pada mesin diesel common rail, jumlah bahan bakar dan kapan bahan bakar di injeksikan ditentukan oleh ECU secara komputerisasi berdarkan beberapa data dari sensor seperti suhu mesin, bukaan pedal gas, kecepatan / RPM mesin dll Setelah sebelumnya kita belajar tentang prinsip dasar kerja mesin diesel Common Rail, Kali ini kita akan membahas komponen berserta fungsinya secara lebih mendalam Komponen Sistem bahan bakar diesel common rail Untuk mempermudah kita dalam mempelajarinya, kita akan mengkelompokkan setiap komponen ke dalam 3 sistem yang ada pada common rail, yaitu Sistem bahan bakar, Sistem kontrol elektronik, dan Sistem induksi udara Komponen Bagian Sistem Bahan Bakar Pada intinya sistem ini berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari tanki bahan bakar sampai ke dalam ruang bakar, pada pembahasan sistem diesel konvensional kita ketahui bahwa untuk memasukan / menginjeksikan bahan bakar ke dalam ruang bakar diperlukan tekanan yang sangat tinggi agar bahan bakar dapat melawan tekanan kompressi sehingga masuk ke dalam ruang bakar. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat skema aliran bahan bakar pada gambar dibawah ini, cari dimana letak tanki bahan bakar dan lihat anak panah yang menunjukan aliran bahan bakarnya Berdasarkan gambar diatas, secara berurutan bahan bakar melewati komponen berikut ini Tank Bahan Bakar Di dalam tanki inilah pengguna kendaraan menyimpan bahan bakar Pre Filter Pre filter berfunsi untuk menyaring kotoran agar kotoran tidak ikut terhisap oleh supply pump Supply pump Supply pump berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki sampai ke high pressure pump, berbeda dengan mesin diesel konvensional, pada mesin diesel common rail ini supply pump bekerja secara elektrik mirip seperti pompa bahan bakar pada sepeda motor / mobil injeksi bermesin bensin Low Pressure Fuel line selang bakar bakar tekanan rendah Low Pressure Fuel line / selang bahan bakar berfungsi untuk menghubungkan aliran bahan bakar dari / ke masing – masing komponen Fuel Filter & Water sedimenter Fuel filter berfungsi untuk menyaring bahan bakar yang akan dialirkan ke high pressure pump. Fuel filter mempunyai fungsi yang hampir sama dengan pre filter, namun Fuel filter ini mempunyai ukuran lubang penyaring yang lebih kecil daripada pre filter, sehingga fungsi dari fuel filter ini adalah untuk menyaring bahan bakar dari kotoran yang berukuran dalam fuel filter ini bahan bakar juga dipisahkan dengan air berdasarkan masa jenisnya High Pressure Pump High pressure pump berfungsi untuk menaikan tekanan bahan bakar menjadi tekanan tinggi sehingga nantinya bahan bakar dapat diinjeksikan ke dalam ruang bakar oleh nozzle, Pompa bahan bakar tekanan tinggi ini bekerja / memompa bahan bakar secara terus menerus selama mesin berputar High Pressure Fuel Line Selang Bahan Bahan tekanan tinggi High pressure fuel line / selang bahan bakar tekanan tinggi berfunsi untuk menghubungkan bahan bakar dari high pressure fuel line ke common rail Common rail Common rail ini berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari selang bahan bakar tekanan tinggi ke masing – masing injector Injector / Nozzle Injector / Nozzle berfungsi untuk menginjeksikan bahan bakar ke dalam ruang bakar dalam bentuk kabut, Bagaimana injector bekerja? Injector akan bekerja membuka saat mendapatkan perintah dari ECU Engine Control Unit. Perintah tersebut berupa sinyal listrik ON/OFF Fuel Pressure Limiter valve katup pembatas tekanan bahan bakar Fuel Pressure limiter berfungsi untuk membatasi tekanan bahan bakar di dalam common rail dengan cara mengalirkan sebagaian bahan bakar di common rail ke saluran bahan bakar tekanan rendah. Apa yang dimaksut membatasi tekanan? Mari kita cermati analogi berikut. Saat kendaraan dipacu dengan kecepatan tinggI Putaran mesin tinggi, kemudian pedal gas dilepas secara tiba – tiba deselerasi maka pompa bahan bakar akan terus memompa bahan bakar padahal pada saat deselerasi injector tidak membuka. Maka apa yang akan terjadi? Tentu tekanan bahan bakar akan sangat tinggi sehingga akan merusak komponen yang ada. Agar hal itu tidak terjadi maka dipasang fuel pressure limiter untuk “membocorkan” bahan bakar ke saluran bahan bakar tekanan rendah saat tekanan bahan bakar di common rail terlalu tinggi Komponen Sistem Kontrol Elektronik Pada pembahasan dasar kerja sistem bahan bakar mesin diesel common rail sudah disinggung bahwa common rails pada mesin diesel mempunyai prinsip kerja hampir sama dengan sistem Injeksi / EFI pada mesin bensin. Pada sistem common rail juga terdapat berbagai sensor, actuator dan ECU ECU Electronic Control Unit ECU berfungsi sebagai otak yang memproses seberapa banyak bahan bakar di injeksikan dan kapan bahan bakar di injeksikan berdasarkan beberapa informasi dari berbagai sensor CKP Crankshaft Position Sensor Berfungsi untuk mengetahui posisi poros engkol, dari data posisi poros engkol ini nantinya dapat diketahui posisi piston sedang berada di Titik Mati atas / Titik Mati bawah, dari sensor ini juga dapat diketahui berapa RPM / Putarabn mesin tiap menitnya, semakin tinggi putaran mesin maka jumlah bahan bakar yang dibutuhkan juga semakin banyak CMP Camshaft Position Sensor Berfungsi untuk mengetahui posisi camshaft / noken as, dari data sensor ini dapat diketuahui langkah Hisap, Kompressi, Usaha, Buang apa yang sedang bekerja pada masing – masing silider Fuel Pressure Sensor Sensor ini berfungsi untuk mengetahui besar tekanan bahan bakar di common rails, APP Sensor Sensor pedal gas Berfungsi untuk mengetahui seberapa dalam pengemudi menginjak pedal gas WTS / Water coolant temperature sensor Berfungsi untuk mendeteksi suhu mesin didapatkan dari suhu air pendingin / air radiator IAT Intake Air Temperature / Sensor suhu udara masuk Berfunsi untuk mengetahui suhu udara yang masuk ke mesin MAF Mass Air Flow Sensor / Sensor jumlah udara masuk Berfungsi untuk mengetahui jumlah udara yang masuk ke dalam mesin Sekian dulu postingan kali ini, doakan dapat menyempurnakannya di lain waktu, semoga bermanfaat, Wassalamu’alaikum
Artikel ini melanjutkan ulasan bertema common rail, sebagai pelengkap dan penambah literasi Bro-Sis dalam mendapatkan gambaran tentang cara kerja sistem bahan bakar common rail. Referensi berasal dari resume pribadi motohoby selama memberikan pengajaran/ pelatihan mekanik alat-alat bahan bakar common rail pada mesin Diesel mungkin masih terasa rumit untuk dipahami buat sebagian Bro-Sis, dan hal itu wajar mengingat pada kenyataannya akses untuk mempelajarinya sangat terbatas, khususnya dalam beberapa tahun silam dimana populasi mesin Diesel common rail belum sebanyak sekarang. Beruntungnya di saat sekarang ini, akses informasi semakin banyak di jumpai dari berbagai blog dan artikel dalam/ luar negeri dan juga banyak dijumpai disalah satu media berbagi video paling populer di Indonesia. Motohoby ingin turut mengulasnya sebagai alternatif dalam pemahaman sehingga Bro-Sis akan semakin percaya diri untuk mempelajari salah satu teknologi bahan bakar bakar terkini ini lebih lanjut. Pada kesempatan ini kita mulai dulu dari fungsi sensor-sensor yang terdapat didalam sistem bahan bakar common rail ini, tapi ingat mungkin saja nama/ fungsi sensor bisa berbeda antara satu merek mesin dengan merek yang lain karena terkait penerapan teknologi emisi gas buang yang berbeda-beda. dan berikut adalah sensor beserta fungsi nya untuk teknologi common rail untuk euro putaran crankshaft. Sesuai namanya, sensor ini berfungsi untuk membaca jumlah putaran crankshaft sensor rpm. Sensor ini terpasang di sekitar puli crankshaft ataupun di sekitar fly wheel. Sensor ini juga berfungsi untuk membaca posisi top silinder pertama sehingga ECU dapat menentukan firing order penginjeksian bahan bakar. Sensor ini merupakan sensor yang fital bagi kinerja sistem bahan bakar elektronik, dimana jika terdapat gangguan pada fungsi-fungsinya akan menyebabkan turunnya performa mesin atau bahkan mesin tidak dapat dihidupkan. Sed an Sensor putaran camshaft. Sensor ini menjadi pendukung fungsi sensor crankshaft, dan juga sekaligus sebagai back-up ketika sensor putaran crankshaft gagal menjalankan fungsinya. Artinya, ketika terjadi kegagalan fungsi sensor crankshaft mesin mungkin masih dapat dihidupkan namun tenaga mesin akan dibatasi rpm tertinggi tidak dapat terjadi Sensor tekanan rail. Terpasang pada salah satu ujung pipa rail yang berfungsi untuk membaca tekanan bahan bakar di dalam rail. Bersama dengan fungsi sistem pompa bahan bakar tekanan tinggi, sensor ini akan memastikan bahwa tekanan bahan - bakar didalam rail tidak kurang dan tidak melebihi nilai tekanan yang dianjurkan sehingga performa mesin tetap terjaga optimal disetiap perubahan rpm. Sensor tekanan bahan bakar pengisi. Sensor ini membaca tekanan bahan bakar setelah pompa pengisi jalur sistem tekanan rendah. Meskipun bukan termasuk sensor yang fital secara langsung, namun fungsinya akan menjadi pemicu munculnya informasi/ warning penyebab kekurangan tekanan tinggi didalam rail yang mungkin saja disebabkan sistem pensuplai bahan bakar tekanan rendah yang tidak bekerja sempurna. Sensor temperatur coolant. Coolant menjadi salah satu parameter penting untuk menentukan timing dan jumlah bahan bakar yang disemprotkan oleh injector, karenanya temperatur ini harus dibaca dan dikirimkan ke ECU. Sensor ini berfungsi untuk membaca temperatur cairan pendingin mesin tersebut sehingga dengan fungsinya ini sebuah mesin Diesel common rail akan mudah dihidupkan dalam cuaca dingin dan hemat bahan bakar ketika temperatur mesin telah hangat/ panas. Melalui sensor ini pula mesin common rail akan mati seketika ketika coolant telah mencapai temperatur overheat, sehingga kerusakan lebih parah dapat dikurangi. Sensor tekanan oli mesin. Tekanan oli menjadi salah satu pertanda sistem pelumasan telah bekerja. Artinya, ketika sesnsor ini mendeteksi bahwa tidak cukup tekanan oli maka mesin common rail akan dicegah hidup oleh ECU. Sensor tekanan oli akan membaca tekanan oli pada beberapa kondisi, yakni ketika kondisi mesin mati, kondisi ketika mesin di starter sebelum hidup, dan ketika mesin telah hidup. Fungsinya termasuk fital karena jika tekanan oli tidak mencukupi untuk membuat rpm mesin dinaikkan, maka rpm mesin tidak akan dinaikkan. Dengan kata lain, mungkin saja jumlah oli mencukupi tekanan oli cukup ketika mesin hidup di rpm idle namun tidak mencukupi ketika mesin berputar di rpm yang lebih tinggi. Kondisi tersebut tentu akan membahayakan mesin jika tidak diantisipasi dengan tepat, karenanya melalui signal dari sensor ini ECU akan mencegah rpm dinaikkan/ rpm ditahan di rpm tertentu saja. Sensor tekanan udara intake. Sensor ini membaca tekanan udara di dalam intake manifold. Tekanan udara ini menggambarkan jumlah udara yang tersedia, sehingga dengan data ini ECU dapat menentukan seberapa banyak bahan bakar yang akan disemprotkan oleh injector untuk mendapatkan perbandingan udara dan bahan bakar air fuel ratio yang paling tepat. Sensor temperatur udara intake. Masih dilokasi yang sama dengan lokasi sensor temperatur udara intake, sebuah sensor pembaca temperatur udara juga dipasangkan. Fungsinya sebagai koreksi sensor tekanan udara intake, karena temperatur akan menggambarkan jumlah pertikel oksigen di dalam seluruh udara yang masuk ke dalam intake manifold. Nah, kurang lebih itulah fungsi-fungsi sensor di dalam sistem bahan bakar common rail. Artikel tentang common rail ini akan kita sambung di artikel yang lain, in sha ALLAH, salam PRO.Lokasi sensor tekanan railLokasi sensor temperatur dan tekanan udara didalam intake manifoldLokasi sensor tekanan bahan bakar sistem tekanan rendah
Makalah Mesin Diesel Common Rail Teknologi ini sebetulnya telah dikenal sejak satu abad silam, yang digunakan pada mesin lokomotif dan kapal selam. Hanya saja common rail di masa itu masih menggunakan sistem mekanis dalam membuka katup injektor. Common Rail modern, yang berbasis elektronik kemudian dkembangkan pertama kali pada tahun 1960-an oleh ilmuwan asal Swiss Robert Huber, yang kemudian dikembangkan lebih jauh lagi oleh Dr. Marco Ganser. Pada tahun 1990-an, Magneti Marelli, Centro Ricerche Fiat dan Elasis berkolaborasi membuat prototipe Common rail. Robert Bosch Gmbh, kemudian membeli paten prototipe tersebut dari Fiat Group untuk dirpoduksi massal. Mobil penumpang pertama yang mengadopsi Common Rail adalah Alfa Romeo 156 pada 1997. Namun, penggunaan Common rail modern secara massal sebetulnya dilakukan di Jepang pada tahun 1995. Hanya saja kendaraan yang memakai teknologi tersebut adalah truk, bukan mobil penumpang. Pengembangan di Jepang dilakukan oleh Dr. Shohei Itoh dan Masahiko Miyaki. Dua insinyur yang bekerja untuk Denso Corporation itu mengembangkan Common Rail untuk kendaraan berat. Pada Tahun 1995, Common Rail buatan Denso diaplikasikan pada truk Hino. Injeksi rel bersama atau dalam bahasa Inggris disebut dengan common-rail injection adalah salah satu metode injeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar dengan sistem penghasil tekanan ditempatkan terpisah dari injektor itu sendiri.[1] Dalam injeksi rel bersama diperlukan suatu penampung tekanan tinggi yang terdiri dari rel dan jalur bahan bakar tekanan tinggi menuju nosel.[1] Tekanan injeksi dapat diatur terpisah dari putaran mesin dan kuantitas bahan bakar yang terinjeksikan dapat diatur menurut batasan tertentu.[1] Tekanan di dalam penampung dapat mencapai bar dan dialirkan melalui pipa tegar menuju injektor.[2] Sistem injeksi rel bersama umum digunakan untuk efisiensi bahan bakar yang lebih baik dan pengurangan emisi mesin diesel.[3] Hasil akhir dari penggunaan sistem ini adalah pembakaran yang optimal dalam semua rentang beban.[3] Keuntungan penggunaan Common Rail 1. Sistem common rail menawarkan peningkatan atomisasi bahan bakar, sehingga meningkatkan pengapian dan pembakaran dalam mesin 2. Sistem common rail juga memberikan peningkatan kinerja, menurunkan konsumsi bahan bakar, dan membuat getaran mesin lebih halus 3. Waktu pembakaran yang lebih sempurna, sehingga menghasilkan tenaga mesin yang jauh lebih baik. Kelemahan dari sistem injeksi rel bersama adalah tekanan kerja yang sangat tinggi menyebabkan ketegangan material yang tinggi.[3]. Implikasi dari hal ini adalah risiko kebakaran dan ledakan yang tinggi bila terjadi kebocoran sehingga perlu penempatan yang hati-hati dari sistem injeksi.[3] Sistem pada common rail terbagi atas sumber 1. Electric feed pump Tidak semua kendaraan menggunakan sistem pompa bahan bakar elektrik – Fungsi utamanya adalah memberikan asupan bahan bakar pompa utama yang mampu memberikan tekanan sangat tinggi ke "Rail" 2. Filter – Memiliki fungsi yang sangat penting sekali untuk menyaring bahan bakar sebelum memasuki pompa dan selanjutnya dikirimkan ke Rail dan berakhir di injektor. Injektor ini memiliki tingkat kerapatan yang sangat kecil dan presisi, sehingga adanya partikel kotoran pada bahan bakar akan menyebabkan injektor mampet 3. Overflow valve – Klep yang mengatur kelebihan bahan bakar dengan tekanan tinggi untuk dapat kembali ke tangki utama bahan bakar 4. Return manifold – Mengontrol bahan bakar kembali ke ke tangki utama bahan bakar 5. High Pressure pump – Pompa bahan bakar dengan tekanan sangat tinggi ini merupakan "jantung" dari sistem Common Rail Injection. Ini adalah alat yang dapat meningkatkan pasokan bahan bakar sehingga memiliki tekanan yang sangat tinggi. – Saat mesin dalam keadaan hidup, pompa bahan bakar ini dapat menghasilkan tekanan lebih dari BAR – Bandingkan tekanan pada common rail ini dengan tekanan pada ban kendaraan pada umumnya yang hanya memiliki tekanan sekitar 2,5 sampai 3,5 BAR! 6. High pressure control valve Tidak semua kendaraan menggunakan sistem pompa bahan bakar elektrik – . Fungsi utamanya adalah mengkontrol tekanan didalam pompa High Pressure pump. Kontrol ini dilakukan oleh ECU / ECM 7. Rail pressure sensor – memonitor tekanan pada sistem Rail 8. Rail – ini adalah terminology common rail’ dimana bahan bakar dari pompa disalurkan dan disimpan menunggu waktu bukaan injektor yang dikontrol oleh ECU / ECM untuk selanjutnya disemprotkan ke ruang pembakaran 9. Injectors – Injectors pada sistem common rail dikontrol oleh ECU / ECM. Penggunaan injector yang berkualitas dengan presisi yang sangat tinggi akan menentukan tingkat pengkabutan bahan bakar sehingga menjadi butiran yang sangat halus dan sempurna 10. ECU / ECM – Engine Control Unit yang mengatur waktu buka / tutup injektor, serta lamanya waktu buka injektor. Sistem elekronik komputer ini saling tersambung dengan berbagai perangkat dan sensor lainnya kecepatan mesin, tekanan turbo, beban mesin, dll sehingga akan menentukan berbagai faktor lainnya demi memberikan pasokan bahan bakar yang tepat waktu dengan jumlah yang sesuai. Cara Kerja Diatas adalah common-rail ECU merupakan penggerak utama dari mesin injektor rail bersama. Pada mesin ini, minyak solardi pompa keluar dari tangki oleh pompa bertekanan rendah menuju saringan, dari saringan solar bergerak menuju pompa dengan tekanan tinggi 1600-2200bar menuju ke rail, dan diteruskan ke injektor. Penggerak daripada injektor itu adalah arus listrik, dimana arus tersebut diberikan oleh ECU yang mendapat sinyal dari sensor-sensor yang terdapat pada mesin. Aplikasi Common Rail Penggunaan Direct Injection Electronic Commonrail Common Rail pada kendaraan bermesin diesel semakin banyak kita temui beberapa tahun belakangan ini. SUV dan kendaraan 4x4 terbaru di Indonesia saat ini rata-rata tersedia dalam versi diesel dengan menerapkan teknologi Common Rail. Sebut saja Toyota Hilux dan Fortuner, Mitsubishi Triton dan Pajero Sport, Ford Ranger dan Everest, Isuzu D-Max, Nissan Frontier, Mazda BT50, dan masih banyak lagi. Berikut beberapa contoh-contoh pengaplikasian common rail pada dunia automotif; BMW Mesin D digunakan juga di Land Rover Freelander TD4 Cummins dan Scania AB XPI Developed under joint venture Cummins CCR PompaCummins dengan injektor Bosch Daimler CDI di Chrysler Jeep dinamakan CRD Fiat Group Fiat, Alfa Romeo dan Lancia JTD juga dinamai MultiJet, JTDm, Ecotec CDTi, TiD, TTiD , DDiS, Quadra-Jet Ford Motor Company TDCi Duratorq dan Powerstroke General Motors Opel/Vauxhall CDTi diproduksi oleh Fiat, Isuzu dan GM Daewoo serta model awal DTi General Motors Daewoo/Chevrolet VCDi lisensi dari VM Motori; juga diberi merek Ecotec CDTi Honda i-CTDi Hyundai-Kia CRDi IKCO EFD Isuzu iTEQ Komatsu Tier3, Tier4, 4D95 and higher - HPCR seri mesin Diesel. Mahindra CRDe Mazda MZR-CD MZ-CD, MZ-CD diproduksi denga joint ventura dengan Ford/PSA Peugeot Citroën serta model awal DiTD Mitsubishi DI-D belakangan dikembangkan di Mesin 4N1 Nissan dCi, Infiniti menggunakan mesin dCi, tapi tidak diberi merek dCi. Proton SCDi PSA Peugeot Citroën HDI atau HDi HDI, HDI, HDI dan V6 HDI dikembangkan secara joint ventura dengan Ford Renault dCi generasi sebelumnya dTi pref=2&pli=1
Mesin berbahan bakar solar atau biasa dikenal dengan mesin diesel banyak digunakan pada kendaraan berbobot berat seperti truk dan bus. Tapi tidak menutup kemungkinan mesin diesel digunakan untuk dapur pacu mobil-mobil penumpang seperti SUV bahkan MPV. Hal ini ditambah pula dengan perkembangan dunia otomotif dimana sekarang sudah banyak sekali mobil bermesin diesel dengan teknologi common rail. Lalu seperti apa sebenarnya bentuk dari mesin diesel common rail dan apa kelebihan dari mesin diesel common rail ini ? mari kita bahas selengkap-lengkapnya. Pengertian Mesin Diesel Common Rail Sistem common rail adalah mekanisme penyaluran bahan bakar solar dari tanki ke dalam ruang bakar secara langsung, dengan bantuan perangkat elektronik sebagai pengontrol volume bahan bakar yang disuplai. Dengan kata lain, common rail itu seperti sistem EFI pada mesin diesel. Perkembangan sistem common rail sendiri sebenarnya sudah dimulai dari tahun 1960-an, saat itu prototype dari mekanisme common rail telah diciptakan oleh Robert Hubber dari Swiss. Namun penggunaannya pada kendaraan, pertama kali dimulai pada tahun 1990-an di Jepang. Saat itu skema common rail dipakai pada mesin diesel alat berat. Namun di era sekarang, mekanisme common rail sudah semakin disempurnakan oleh masing-masing insinyur developer kendaraan. Sehingga, mesin diesel common rail bisa diaplikasikan pada mobil MPV sekalipun. Contoh MPV yang menggunakan mesin diesel common rail adalah Chevrolet Spin Diesel dan Ertiga Diesel. Apa kelebihan common rail ? Suplai bahan bakar lebih ideal karena dikontrol oleh ECU Tenaga mesin lebih enteng Emisi lebih ramah lingkungan Suara mesin juga lebih tenang Konsumsi bahan bakar lebih irit Lalu Bagaimana Cara Kerja Mesin Diesel Common Rail ? Dari penjelasan diatas, setidaknya anda sudah paham apa itu sistem common rail dan apa kelebihan sistem ini. Untuk anda yang masih penasaran tentang skema common rail, mari kita bahas lebih dalam tentang cara kerja dan konstruksi sistem common rail. img ; Seperti yang dikatakan diawal, sistem common rail itu merupakan sistem EFInya mesin diesel. Artinya sistem ini berperan pada sektor suplai bahan bakar. Dimana pada skema konvensional, solar dari tanki akan disalurkan ke pompa tekanan tinggi. Pompa tekanan tinggi ini tidak hanya sekedar menaikan tekanan solar. Pompa ini akan menaikan tekanan solar secara spontan dan pada timming tertentu. Bisa dikatakan, untuk mesin diesel konvensional 4 silinder maka ada 4 chanel pada pompa yang masing-masing akan bekerja secara bergantian sesuai timmingnya. Sehingga kalau ada pertanyaan, bagaimana solar bisa mengabut pada injektor tipe konvensional ? Jawabannya solar dapat mengabut karena ada peningkatan tekanan solar yang signifikan secara spontan. Dimana ujung injektor nozle sudah dibuat dengan lubang super kecil. Sehingga saat solar bertekanan tinggi berinteraksi dengan ujung nozle tersebut, maka solar akan mengabut. Tapi pada sistem common rail sedikit berbeda. Dimana letak perbedaanya ? Sistem common rail tetap memiliki pompa tekanan tinggi, namun fungsi pompa ini disederhanakan hanya untuk menaikan solar secara konstan. Artinya tidak seperti pompa tipe konvensional yang hanya akan menaikan tekanan solar saat mencapai timming, melainkan pompa common rail ini akan terus menekan solar untuk menjaga tekanan solar tetap tinggi stabil. Dan yang berbeda lagi, ada pada bagian injektor. Injektor pada sistem common rail dibuat normaly closem, artinya dalam kondisi off injektor akan tertutup rapat tanpa celah sedikitpun. Ketika timming pengapian tercapai, maka solenoid akan membuka nozle sehingga akan ada celah pada ujung injektor. Hasilnya, solar yang sebelumnya sudah dalam kondisi full pressure otomatis keluar dengan kondisi terkabut karena lubang pada nozle yang dibuka soleniod ini juga cukup kecil. Dan yang mengendalikan kapan solenoid terbuka, itu adalah ECU selaku otak atau processor utama dari sistem common rail. Jadi, secara lebih sederhana Perbedaan mekanisme diesel konvensional dan diesel common rail ada pada metode penginjeksian solar. Dimana pada tipe konvensionak, injekor dibuat agar tetap terbuka dan tekanan solar yang akan mengontrol. Sementara pada mekanisme common rail, tekanan solar dibuat tetap stabil dan injektor yang akan mengontrol. Lebih detail tentang bagaimana common rail bekerja, bisa anda lanjutkan pada artikel berikut cara kerja sistem common rail. Lalu bagaimana cara ECU mengontrol injektor ? Tentu ini adalah tugas dari perangkat elektronik. Perangkat ini pula yang akan mengatur RPM dari mesin dengan mengatur volume solar yang diinject didalam ruang bakar. Secara kasar ada tiga kelompok perangkat elektronik yang digunakan yakni ; Sensor ECU Aktuator 1. Sensor Sensor adalah perangkat pendeteksi, artinya sensor akan mendeteksi semua informasi yang diperlukan untuk menghitung berapa bahan bakar yang ideal. Sensor ini tidak hanya satu, karena yang diukur itu ada lebih dari satu. Beberapa sensor yang ada pada sistem common rail antara lain ; IAT intake air temperature untuk menghitung suhu udara intake. MAF mass air flow untuk menghitung masa udara berdasarkan kecepatan aliran. MAP manifold air pressure untuk menghitung tekanan didalam intake untuk menentukan beban mesin. CKP crankshaft position untuk menghitung RPM mesin. CMP camshaft position untuk mencari tahu timming atau posisi silinder mesin. ECT engine coolant temperature untuk menghitung suhu mesin. APP accelerate pedal position menghitung sudut pembukaan peda gas untuk menerjemahkan RPM mesin yang dikehendaki pengemudi. 2. ECU ECU electronic control unit adalah perangkat processor yang berfungsi memproses semua informasi yang didapat dari semua sensor. ECU terbuat dari serangkaian IC dan perangkat elektronik lain seperti CPU pada komputer. Bentuk data komunikasi pada ECU umumnya menggunakan tegangan analog, dimana nominal tegangan akan mengartikan informasi tertentu. Namun ada pula ECU yang sudah menggunakan skema digital. Lebih lengkap, Penjelasan lengkap tentang ECU pada mobil 3. Aktuator Aktuator adalah perangkat output yang akan melaksanakan perintah dari ECU. Dalam hal ini, solenoid didalam injektor berperan sebagai aktuator. Hasil perhitungan dari ECU akan berupa tegangan dengan interval tertentu, tegangan ini akan disalurkan ke masing-masing injektor. Tugas aktuator/solenoid adalah mengkonversi tegangan dari ECU ke bentuk gerakan pembukaan nozle sehingga solar dapat mengabut. Selengkapnya tentan komponen pada sistem common rail, bisa anda simak pada artikel berikut 8 komponen sistem common rail dan fungsinya. Sekian artikel singkat tentan materi sistem common rail, semoga menambah wawasan kita.
sensor sensor pada mesin diesel common rail